Mika Panjaitan Turun ke Lapangan Terkait Pendidikan, Siap Bantu Bagi yang Butuh

0

Derasnews , Jakarta – Pendidikan merupakan hak setiap orang untuk belajar dan melatih sebagai bekal masa depan seseorang.

Pendidikan formal, seperti kita ketahui dari SD, SMP dan SMA baik negeri atau swasta. Sedangkan jalur non formal, banyak belajar di berbagai propinsi di Indonesia.

Salah satu lembaga bimbingan Belajar Disebut Quantum Institute (QUIN) yang didirikan pada tahun 2000. Dan pemilik QUIN Disebut Ir Mika Panjaitan.

“Bimbingan belajar Quantum Institute (QUIN) telah berjalan hampir 18 tahun. Dan sistim manajemen berjalan tanpa saya harus hadir di kantor. Karena saya dilimpahi berkat dari bimbingan belajar yang saya bangun. Saat saya bertemu warga dekat rumah yang ada minat pelatihan belajar yang mahal. Dan tergerak untuk membuat bimbingan belajar gratis. ”Ujar Mika melakukan wawancara di wawancarai oleh media awam, di Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu (13/10).

Ir Mika Panjaitan tengan memberi materi anak didiknya

Mika melanjutkan pernyataannya, melihat keluhan warga di sekitar rumah, terketuk perasaan untuk membuat bimbingan belajar gratis.

Cerdas Merah Putih (CMP) merupakan bimbingan belajar gratis dan saya sebagai pendiri 6 tahun yang lalu. CMP didanai oleh CSR (Corporate Sosial Responsibility) QUIN. Ini karena komitmen ingin memajukan pendidikan bagi anak-anak bangsa. CMP di khususkan bagi siswa kelas 6, kelas 9 dan kelas 12, dan kelas dibuka hanya hari sabtu dan minggu.” Ujar Mika.

Untuk informasi, QUIN merupakan lembaga pendidikan yang bergerak di Bimbingan belajar dan telah membuka cabang di 8 Provinsi di Indonesia dengan lebih dari 26 lokasi di Kabupten/Kota.

”Untuk guru-guru yang mengajar di CMP semua berasal dari bimbingan belajar Quantum Institute (QUIN). Kurikulum yang sesuai dengan kurikulum yang ada sekarang. Hingga mencoba gratis diajari oleh CMP. ”Ungkap Pria lulusan dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Harapan mika dengan adanya Bimbel gratis.
“Mereka adalah anak-anak bangsa yang kehilangan tempat belajar dan belajar karena tidak mampu secara ekonomi. Sekolah gratis dan guru-guru bersertifikasi saja tidak cukup. Mereka harus diberi morivasi agar tidak malas belajar dan apatis. ”Pungkas Mika . Drz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *