PKPM Bahas Arah Pendidikan dan Budaya Melayu Untuk Bangsa

PKPM Bahas Arah Pendidikan dan Budaya Melayu Untuk Bangsa

Derasnews, Jakarta, Pusat Kajian.Perdaban Melayu ( PKPM ) gelar diskusi publik akhir tahun 2019, pada senin ( 30/12/2019) di perpustakaan nasional Jakarta dengan menghadirkan beberapa orang nara sumber.

Awalnya akan membahas soal pendidikan dengan mengambil tema:" Quo Vadis Arah Pendidikan Nasional Kita?". Namun, selain menyinggung soal arah pendidikan nadional pembicara juga membahas masalah Kebudayaan dan kesenian.

Pembicara pertama, Dr. Hj. Misharti, SAg, anggota DPD RI wakil Prop. Riau memberi sedikit penjelasan tentang definisi dan tupoksi DPD. Namun sebagai senator asal Riau dia konsisten bicara tentang arah pendidikan nasional kita yang menjadi tema diskusi.

Menurutnya, peranan pendidikan sangat penting bagi masyarakat kita agar kualitas sumber daya manusia ( sdm) kita bisa berdaya saing di era global dan digital saat ini.

" Namun demikian, pendidikan karakter yang bertumpu pada nilai nilai budaya seperti budaya melayu yang kita bahas hari ini juga tidak boleh kita abaikan," ungkap Misharti.

Direktur kesenian direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, Restu Gunawan, hadir mewakili Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, memaparkan tentang programnya yang menyangkut pelestarian kesenian dan budaya yang di seluruh nusantara, tak terkecuali kesenian , kebudayaan dan peradaban melayu.

" Pantun sebagai ciri khas budaya melayu sebentar lagi akan dijadikan warisan dunia secara resmi oleh Unesco PBB," ungkap Restu Gunawan.

Perjalanan diskusi makin menarik dengan piawainya moderator yang bisa memancing dan mensuport emosi narasumber serta lihai juga bermain pantun, sang moderator Ical kg yang lincah dan gesit dalam mengolah kata karena memang berprofesi sebagai penyiar di salah satu radio FM terkemuka di Jakarta.

[caption id="attachment_8749" align="alignnone" width="300"] Saat diskusi Ical kg dan para narasumber[/caption]

Sedangkan pembicara lain Dr. Abdul Waris, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo, memaparkan budaya gotong.royong di Goronralo menjadi salah satu peradaban melayu yang.sudah mengakar sejak lama.

" Budaya gotong royong merupakan budaya dan peradaban melayu yang telah mengakar sejak turun temurun. Melayu Gorontalo sama dengan.Riau, adat bersendikan syareat dan syarak berdasarkan alquran dan sunnah," kata Waris dalam paparannya mewakili Bupati Nelson Pomalingo yang berhalangan hadir.

Pembicara terakhir, Dhiki Lukmanul Hakim, mewakili Kadis Perpustakaan dan Kearsipan propinsi DKI jakarta, memaparkan program pemprov DKI Jakarta.terkait peningkatan minat baca dan literasi masyarakat.

Menurutnya, banyak program yang disediakan perpustakaan DKI melayani warga terutama kaum muda pelajar dan mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan.

" Kami sediakan fasilitas dengan program wisata sastra bagi para seniman dan sastrawan untuk berkreasi," jelas Kepala PDS HB Jasin yang mewakili kadis perpus dki ini.

 

Wakil Ketua umum PKPM, Dr. Hj..Nailatie Maarif dalam kata sambutannya menguraikan definisi rumpun melayu. Yang menurutnya, melayu identik dengan muslim, meski ada juga yang bukan islam.

" Sejarah raja raja dan kesultanan Islam dari semenanjung melayu sampai Asia tenggara adalah Melayu," kata Nelly.

Di akhir sambutannya, ia menyinggung pentingnya Melayu punya pendidikan untuk modal berkompetisi dengan negara lain di era serba teknologi saat ini

" Saya berharap masyarakat kita harus memiliki pendidikan dan menguasai bahasa asing jika tidak ingin tertinggal di era digital saat ini," pungkas Nelly. (redaksi).

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
WhatsApp
Tiktok