Doa Bersama Jelang Simulasi Labajo

0

Kabasarnas memberikan arahan usai gladi bersih pelaksanaan simulasi

DERASNEWS, LABUAN BAJO – Sehari menjelang pelaksanaan simulasi Healthy, Safety, and Security Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo, para pelaku simulasi yang merupakan gabungan dari 16 Kemeneterian/Lembaga (K/L) menggelar doa bersama, Selasa (11/11/2020) siang. Doa bersama yang berlangsung di lantai 6 area Multifunction Hall Inaya Bay Komodo kawasan terpadu Marina Labuan Bajo, NTT, tersebut dihadiri oleh Kabasarnas Marsdya TNI Bagus Puruhito didampingi jajaran Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama, masing-masing Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Mayjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji, Deputi Bidang Sarana Prasarana dan Sistem Komunikasi Marsda TNI Suparmono, Direktur Kesiapsiagaan Didi Hamzar, dan Kepala Biro Perencanaan Barokna.

Doa bersama usai pelaksanaan gladi bersih tersebut juga dihadiri Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikora Karnawati, Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Bidang Keamanan Irjen Pol. Adi Deriyan Jayamarta, perwakilan dari stakeholder lainnya seperti Bupati Manggarai Barat, BNPB-BPBD, dan unsur TNI-Polri.

“Dengan doa bersama ini, kami semua berharap simulasi yang akan kita laksanakan besuk dapat berjalan aman, lancar, dan terkendali dengan baik,” ungkap Kabasarnas.

Seperti diketahui, Basarnas mengerahkan 104 personil dengan peralatan SAR baik darat, laut, maupun udara pada hajatan yang dikoordinir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut. Simulasi yang melibatkan 16 Kementeraian/Lembaga tersebut dalam rangka memberikan jaminan kesehatan, keselamatan, dan keamanan bagi wisatawan baik domestik maupun manca negara yang akan berkunjung ke kawasan Labuan Bajo, khususnya Pulau Komodo untuk melihat langsung spesies reptil purba endemik terakhir yang tersisa dan berada di Indonesia tersebut.

Simulasi meliputi tiga skenario, yaitu bencana gempa bumi dan tsunami di Perairan Pede, serangan jantung di Pulau Komodo, dan operasi SAR kapal terbakar dan tenggelam di Perairan Labuan Bajo. Simulasi yang berlangsung secara simultan itu diawali dengan pengaktifan early worning system dari BMKG terkait gempa dan potensi tsunami. Tim dari BPBD pun memberikan peringatan kepada masyarakat yang ada di sepanjang Pantai Pede untuk mengosongkan pantai dan menyelamatkan diri dengan berlari ke asembly point yang berada di area perbukitan, sekitar 400 meter dari garis pantai tersebut. Karena panik, ada dua wisatawan yang terjatuh dan tertinggal. Tim SAR pun beraksi mengevakuasi kedua wisatawan tersebut.

Skenario dilanjutkan pada kasus kedua, yaitu serangan jantung yang dialami turis asing saat berwisata di Pulau Komodo. Bermula ketika rombongan turis tersebut menyewa kapal dari Pelabuhan Labuan Bajo bersama tour guide. Sampai di Pulau Komodo, mereka disambut para Ranger Komodo. Mereka menyampaikan protokol kesehatan, keselamatan, dan keamanan sebagai pedoman kepada para turis selama berada di Pulau Komodo.

Tiba-tiba, seorang turis mendapat serangan jantung. Beruntung, beberapa Ranger Komodo yang pernah mendapatkan pelatihan Medical First Responder (MFR) dari Basarnas segera bertindak. Ia memberikan pertolongan dengan memberikan Resusitasi Jantung Paru (RJP), selanjutnya menstabilkan tubuh korban. Bersamaan dengan itu, mereka mengaktifkan Personal Local Beacon (PLB). Sinyal distress yang terpancar dari PLB tersebut diterima satelit Meolut yang langsung termonitor di Basarnas Command Center (BCC) Kantor Pusat Basarnas, Jakarta. Sinyal distress yang terdeteksi itu, lengkap dengan posisi koordinatnya, kemudian diteruskan ke Kantor SAR Maumere.

Kepala Kantor SAR Maumere selaku SAR Mission Coordinator (SMC) langsung mengaktifkan operasi SAR. SMC menghubungi Polres Manggarai Barat untuk meminta tim helikopter yang kebetulan sedang berpatroli untuk mengevakuasi korban. Koordinasi berlangsung cepat dan korban berhasil dievakuasi ke RS di Labuan Bajo.

HR-6303 saat mengevakuasi korban dengan teknik hoisting.

Skenario ketiga, tentang kecelakaan kapal terbakar dan tenggelam di teluk Labuhan Bajo. Diceritakan, kapal yacht bernama Azymut berpenumpang 10 wisatawan asing dan 3 kru kapal berangkat dari Labuan Bajo hendak menuju Pulau Komodo.

Dalam perjalanan, mesin kiri yacht terbakar, kemudian meledak hebat. Kapal perlahan-lahan tenggelam. Saat itulah, 13 penumpang kapal tersebut panik. Satu persatu mereka terjun ke laut dengan mengenakan life jacket (pelampung). Mereka berusaha menjauhi kobaran api, menghindari ledakan susulan. Seorang crew yang menyadari kondisinya, segera mengaktifkan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB). Pancaran sinyal dari EPIRB tersebut diterima BCC yang langsung diteruskan ke Kantor SAR Maumere. Kepala Kantor SAR Maumere I Putu Sudayana pun mengaktifkan operasi SAR. Informasi tersebut disampaikan kepada Potensi SAR yang ada di Posko Terpadu.

Helikopter Basarnas HR-6303 yang berada di atas KN SAR Purworejo segera terbang membawa rescuer. Sampai di lokasi, 2 rescuer free jump untuk menolong 2 korban yang sudah dalam keadaan kritis. Helikopter Basarnas satunya, HR-6306 yang berada di Bandara Komodo juga segera terbang. HR-6306 menarik korban dengan hoist untuk selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat. Bersamaan dengan itu, kapal cepat dari Potensi SAR, diantaranya dari AL, Polairut, dan KPLP mengevakuasi 11 korban lainnya. Simulasi dengan durasi waktu sekitar 45 menit itupun selesai.

Simulasi Healthy, Safety, and Security Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo akan dilaksanakan hari Kamis (12/11/2020) sekitar pukul 10.00 WITA. (*) Drz

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
WhatsApp
Tiktok