Ketua PPM: Salah Satu Kesiapan New Normal adalah Penggunaan Uang Digital
Derasnews, Jakarta – Indonesia bersiap menghadapi era normal yang baru atau new normal pada kondisi pandemi virus Corona (COVID-19). Hal tersebut diharapkan akan kembali menggerakan kegiatan perekonomian yang laju pertumbuhannya sempat terpuruk di kuartal I-2020, yaitu hanya 2,97% berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut ketua PPM Samsudin Siregar normal baru di tengah pandemi COVID-19 ibarat dua mata uang, ada potensi untuk meningkatkan perekonomian, tapi ada risiko peningkatan kasus positif virus Corona.
Dijelaskan Samsudin salah satu kesiapan New Normal yang harus dapat dilakukan masyarakat adalah penggunaan uang digital.
“Masyarakat harus siap menghadapi normal baru dengan menggunakan uang digital sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Karena kita tahu uang kertas merupakan media potensial penyebar virus corona,” ungkapnya pada wartawan di Jakarta.
Lebih lanjut Samsir Siregar mengungkapkan upaya pemerintah untuk mengubah kebiasaan masyarakat menggunakan uang kertas atau logam ke uang digital perlu didukung semua instutusi pemerintah dan juga PPM sebagai organisasi anak pejuang.
Ditambahkannya OJK telah memberikan lampu hijau untuk pembentukan bank digital.
“OJK mendorong pelaku ekonomi untuk membuat bank digital,“ ucapnya.
Pembetukan Bank Digital
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pembentukan bank digital alias bank virtual.
Langkah ini mengikuti jejak dua negara Asia yaitu Singapura dan Hong Kong.
Langkah Otoritas Jasa keuangan mendorong bank digital dimanfaatkan oleh organisasi anak pejuang Pemuda Panca Marga mendirikan Bank Digital.
Menurut Ketua Umum Pemuda Panca Marga, Samsudin Siregar PPM bersama investor asal malaysia mendirikan bank digital dengan nama PT Eisenguard Equity Global
“Kami menangkap peluang bisnis bank digital yang didorong pemerintah melalui OJK untuk mendirikan bank digital sehingga kami menggandeng perusahaan investor asal malaysia untuk sama sama mendirikan bank digital berdasarkan SK Kemenkumhan dengan nomor AHU-0023028.AH.01.01.Tahun 2020,” ungkapnya pada wartawan di Jakarta
Samsudin Siregar yang menjabat sebagai komisaris utama Perusahaan bank digital ini menjelaskan bank digital atau bank virtual sangat berbeda dengan bank konvensional yang saat ini dikenal masyarakat.
“Bank digital atau bank virtual ini merupakan institusi keuangan tanpa kantor cabang fisik di mana semua transaksi dilakukan secara daring (online). Artinya masyarakat dengan menggunakan hp dapat melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun,” jelasnya.
Sementara itu Investor asal Malaysia, Tan Tai Wee menyatakan kerjasama yang dibangun bersama PPM membuat bank digital merupakan upaya mengenalkan bank digital kepada masyarakat Indonesia.
“PPM sebagai organisasi putra pejuang memiliki anggota yang sangat besar dan tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dan ini merupakan sebuah modal untuk mengembangkan bank digital Indonesia,” ucapnya.
Ditambahkannya Bank Digital yang didirikan bersama PPM akan maju dan berkembang pesat di Indonesia
“kami optimis Bank Digital yang kami dirikan akan berkembang dengan pesat mengingat potensial pasar Indonesia yang sangat besar,”tegasnya
Sedangkan Pengamat Ekonomi, Dr. Sutandy Setyawan, SE, MM mengatakan transformasi digital pada perbankan tidak hanya pada proses bisnis, tetapi juga mengedepankan kebutuhan nasabah dengan cepat.
“Pada saat era digital sudah saatnya era bank digital, konsep bank digital adalah customer-sentris sehingga perbankan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nasabah dengan tepat,” jelasnya.
Dikatakannya Kehadiran bank digital, merupakan konsekuensi dari perubahan tatanan sektor keuangan akibat perkembangan teknologi.
Maka mau tidak mau, perbankan harus mengikuti pola tersebut agar tetap kompetitif di pasar.
“Pola konsumsi sudah berubah jadi kami tidak bisa bertahan dengan pola model bisnis yang sekarang. Artinya konsumen mengharapkan dan menuntut perubahan baik pelayanan maupun bisnis modelnya saja,” katanya.
Seiring dengan pendirian bank digital oleh Pemuda Panca Marga bersama investor Malaysia, PPM juga mendirikan sebuah koperasi digital yang dinamakan Koperasi Digital Solusi Indonesia (KOPI DISINI).
Menurut ketua PPM, Koperasi Digital Solusi Indonesia didirikan untuk membantu masyarakat Indonesia mengatasi kesulitan ekonomi apalagi disaat pandemi Covid 19.
“Kami terpanggil untuk membantu masyarakat dalam bidang perekonomian khususnya persolaan ketahanan pangan di masyarakat Indonesia yang saat ini tengah mengalami pandemi Covid 19,“ ungkapnya.
Menurut Samsudin Siregar ada lebih 5 juta anggota PPM di Indonesia yang dapat membantu masyakarat disaat pandemic Covid-19.
“Berdasarkan data dari KEMENHAN anak pejuang berjumlah lebih dari 38 juta namun yang menjadi anggota PPM sekitar 5 juta dan ini dapat membantu masyarakat menggerakan potensi ekonomi disaat pandemic Covid 19 melalui Koperasi Digital Solusi Indonesia,” ucapnya.
Ditegaskannya kami juga melakukan kerja sama dengan pengusaha asal Malaysia I-Network untuk mengembakan Koperasi Digital Solusi Indonesia.
Menurut Eddy dari perwakilan I-Network kerjasama dengan PPM merupakan peluang yang saling menguntungkan antara I-Network dengan PPM dalam mengembangkan bisnis melalui Koperasi Digital Solusi Indonesia.
“ini peluang bisnis yang besar yang saling menguntungkan antara I-Network dengan PPM, mengingat PPM memiliki jaringan yang luas di Indonesia sehingga prodak prodak dapat dipasarkan melalui Koperasi Digital Solusi Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu anggota kehormatan dan ketua UMKM PPM Dr. Sutandy Setyawan, SE, MM menyatakan Koperasi Digital Solusi Indonesia ini membantu masyarakat di seluruh Indonesia untuk mengembangkan produksi rempah rempah asli Indonesia.
“Indoensia dari dulu, sejak jaman belanda terkenal dengan asil rempah rempah nusantaranya, potensi produk rempah rempah Indonesia akan kita kembangankan melalui Koperasi Digital Solusi Indonesia,” ujarnya.
Ditambahkan Sutandy produk produk rempah Indonesia yang melimpah ini akan kita kelolah secacra modern sehingga dapat menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat.
“Hasil rempah rempah Indonesia yang melimpah kita kolah dan dikemas secara modern dengan teknologi tinggi ke Mancanegara untuk mendapatkan nilai lebih yang tinggi,” tegasnya.
Sedangkan ketua litbang dan tekhnologi PPM Ir. Robert Riovanni MM, Ph.d Koperasi Digital Solusi Indonesia selain mengembangkan produk rempah rempah nusantara kita juga mengembangkan produk produk unggulan pertanian seperti bawang merah, bawang putih dan cabai.
Produk pertanian yang sangat dibutuhkan masyarakat indoensia adalah produk bawang merah, cabai dan bawang putih. Dan di Koperasi Digital Solusi Indonesia produk ini dikembangkan sehingga menjadi produk yang memiliki nilai tambah di masyarakat
“Bawang merah, bawang putih dan cabai dari masyarakat kita tamping di Koperasi Digital Solusi Indonesia untuk dikembangkan sehingga para petani bawang merah, bawang putih dan cabai dapat menjual dengan harga yang tinggi tanpa takut harga akan jatuh dan anjlok,” katanya.
Menurut Ir. Robert Riovanni MM, Ph.d Koperasi Digital Solusi Indonesia juga membantu para petani terhindar dari permainan spekulan atau tengkulak.
“Kita sering tahu bahwa harga bawang merah, bawang putih dan cabai sering dimainkan oleh para tengkulak atau spekulan sehingga harga ditingkan petani jatuh, oleh karena itu Koperasi Digital Solusi Indonesia kita putus mata rantai tengkulak ini dari para petani, “ pungkasnya. Drz