Mengkaji Karya Sastra Hamka Sebagai Khazanah Peradaban Islam
Derasnews, Jakarta- Perkembangan peradaban sesuai dengan kemajuan zaman, maka peradaban kita nan santun harus kita rawat.
"Dalam peradaban modern yang pantas kita garis bawahi, hampir semua menganggap peradaban kita yang asli mulai dikalahkan oleh peradaban modern.
Untuk meneruskan perjuangan buya Hamka adalah tanggung jawab kita bersama untuk menghadirkan penerusnya dengan menguasai isi buku karyanya.
Buya Hamka sering dibilang pencipta sejarah, karena setiap usulan atau idenya yang berhasil dan sukses" ungkap Dr. Mas'ud M. Nur
(Dosen Filsafat UHAMKA) dalam kajian karya Buya Hamka di Pusat Dokumentasi HB Jassin di komplek Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Rabu 22/05/2019.
Menyoroti anak muda sekarang yang dalam keseharianya kurang sopan atau kurang beretika kepada siapa saja.
"Medsos perlu kita galakan dengan karya sastra, karena saat ini kita baca yang berkomunikasi mayoritas anak muda sangat tidak memakai bahasa yang baik, nama binatang semua disebutkan" ungkap Dr. Nelly Nallatie, (Budayawan & Pendidik).
Alasan kurangnya minat baca bagi anak-anak, karena Kementerian Pendidikan Nasional tidak di adakanya kurikulum gemar membaca tambah Dr. Nelly Nallatie, (Budayawan & Pendidik).
Buya Hamka saat ini sudah membuat 94 judul buku.
Desriyanto selaku moderator paham sekali dengan Buya Hamka.
"Setiap melakukan perjalanan baik domestik atau manca negara, Buya Hamka selalu membuat tulisan dan sampai jadi buku, tulisan perdananya saat usia 17 tahun" ujar Desriyanto yang tampil lincah kemarin.
Diskusi Kajian ini di dukung oleh, Pusat Kajian Peradaban Melayu(PKPM), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin dan MELAYU TODAY.COM. Drz