Tidak Terpolarisasi

Aswaja 08 Ajak Generasi Millenial Menghindari Fitnah dan SARA Agar Pemilu 2024 Tidak Terpolarisasi

Derasnews, Jakarta- Koordinator Asosiasi Warga Jawa Tengah 08 (Aswaja 08), Wahidin Said mengajak generasi millenial untuk turut ambil bagian dalam momen pemilu 2024. Menurut mantan Ketua KPU Kendal ini, pemilu 2024 berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, kehadiran Gibran Rakabuming Raka dalam bursa cawapres yang menjadi perdebatan publik lantaran usianya masih dibawah 40 tahun. Namun hal tersebut justru menjadi sesuatu yang luar biasa dan mendorong anak-anak muda lainnya untuk berpartisipasi dalam politik. Situasi ini tentu menjadi tren tersendiri dalam dunia politik tanah air. Penggunaan medsos yang didominasi oleh kalangan muda tentunya juga menyertai trend politik yang terjadi dikalangan millenial.
Wahidin mengakui setiap momen politik pasti memiliki dampak negatif, tetapi bagaimana merubah dampak yang negatif itu menjadi sesuatu yang positif. Artinya bahwa sesuatu yang menjadi pandangan generasi millenial ini dalam situasi yang negatif bisa dianggap sebagai bagian yang kritis dalam perkembangan politik di Indonesia. Bagi kalangan Gen Z, dalam berpolitik baru kali ini pemilu memberikan ruang untuk generasi dibawah 40 tahun. Sehingga Gibran menjadi sesuatu hal yang sangat luar biasa bagi generasi muda dimasa yang akan datang. Meskipun memang dijajaran kepala daerah banyak yang muda tetapi dijajaran pemimpin nasional Gibran menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda. Dan kehadiran sosok anak muda seperti Gibran dianggap berani dan mampu mengambil momen seperti pemilu 2024 ini.
”Dengan adanya Gibran bursa cawapres menjadi sesuatu yang luar biasa mendorong anak muda untuk berpartisipasi dalam politik sehingga dalam tren politik kalangan milenial kini cenderung aktif dalam bermedsos. Baik dari perspektif positif maupun negatif. Perpektif politik disini adalah politik dari sudut pandang yang biasa. Sehingga dalam perkembangan politik pemilu 2024 menjadi suatu hal yang baik bagi kalangan milenial”, ujar Wahidin (22) dalam wawancara khusus, Senin sore (13/11/2023).

Untuk menghadapi pemilu 2024, selaku tokoh muda NU, Wahidin juga mengajak kalangan millenial dan masyarakat luas untuk menghindari fitnah dan segala sesuatu yang berbau suku, agama dan ras (sara). Ia meminta agar masyarakat lebih mengedepankan persoalan gagasan dan program. Semua itu justru yang harus ditingkatkan agar pemilu kali ini tidak terpolarisasi seperti halnya pemilu 2019 lalu.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi polarisasi pada pemilu 2024 nanti. Pemilu sarana melaksanakan kedaulatan rakyat, ini merupakan pesta demokrasi, saatnya rakyat bergembira, berpesta,bebas menentukan pilihan dan tidak terintimidasi oleh siapapun. Karena itu masyarakat sebaiknya menggunakan kesempatan ini dengan baik. Kalau memang generasi muda ini menginginkan sesuatu yang baik, kita pilih pemimpin yang baik. Kalau generasi muda menginginkan pemimpin yang berkelanjutan, kita pilih pemimpin yang mau melanjutkan pembangunan. Sebab kalau prinsip yang ada di NU, kita perlu menjaga sesuatu yang baik dan tidak meninggalkan kebaikan itu, tetapi kita mencari/mencapai yang lebih baik”, ajak Wahidin. (Santi)

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
WhatsApp
Tiktok